Akhirnya terjawablah sudah rasa
penasaran yang selama ini menghinggapi untuk mengetahui profil sepeda
Simplex era sebelum tahun 1930-an. Berdasarkan referensi Katalog 1924,
untuk tipe sepeda standar (tidak termasuk tipe sepeda Dients, Transport
dan Sport), terdapat 3 varian sepeda Simplex yakni:
- Simplex Cyloide
- Rijwiel Simplex
- Rijwiel Radium.
Untuk ketiga tipe tersebut,
Pabrikan Simplex memproduksi 3 ukuran tinggi sepeda Heeren yakni: 580
mm, 620 mm dan 680 mm. Kemudian untuk sepeda Dames, terdapat 3 ukuran
tinggi Dames yaitu: 520 mm, 560 mm dan 600 mm. Konfigurasi tinggi
sepeda nampak berbeda dengan konfigurasi yang umum pada sepeda Belanda
yang lebih baru.
Secara umum, perbedaan
mendasar dari ketiga model tersebut adalah pada teknologi as, desain gir
dan aksesori sepeda yang diadopsi. Simplex Cyloide menggunakan Cycloide
Wielnaaf (Gambar 1) yang populer disebut sistem laker, sedangkan
Rijwiel Simplex dan Rijwiel Radium mengadopsi Simplex Trapasnaaf (Gambar
2) yang umum disebut sistem cups and cone. Sistem laker diklaim sebagai
sistem as terbaik karena mengurangi gesekan logam hampir 70% sehingga
efektif untuk meningkatkan kenyamanan kayuhan. Kemudian hal penting
lainnya, tidak ada informasi mengenai perbedaan mutu metalurgi dari
ketiga tipe tersebut.
Semua portfolio sepeda
Simplex tahun 1924 belum menggunakan sistem rem tromol dan sistem rem
torpedo. Pada saat itu hanya ada ada dua sistem teknologi rem yang
digunakan. Pertama, rem velg depan dan belakang (karet) yang disebut
sebagai Sistem I. Kedua, rem ban (rem tusuk pada ban depan) yang
disebut sebagai Sistem II. Sebagai contoh, Simplex Cycloide I berarti
sepeda tipe Simplex Cycloide yang menggunakan sistem rem karet.
Perbedaan sistem rem yang
diadopsi berpengaruh pada desain setang yang digunakan. Sepeda dengan
rem sistem I didesain menggunakan setang deluxe yakni setang dengan tuas
rem berada di dalam setang yang selama ini kita kenal sebagai setang
cycloide elite. Sedangkan sepeda dengan rem sistem II memakai setang
polos sebagaimana setang torpedo dengan tuas rem tusuk depan yang banyak
ditemui pada sepeda Jerman. Kedua tipe setang tersebut menjadi
perlengkapan standar untuk Simplex Cyloide, Rijwiel Simplex dan Rijwiel
Radium. Cirikhas lainnya yang berhubungan dengan pilihan sistem rem
adalah bahwa sepeda dengan rem Sistem I menggunakan velg vernikkel,
sedangkan sepeda dengan rem Sistem II memakai velg hitam dihiasi lis
kuning emas.
Bilamana dilihat dari
perspektif kelas produk, Simplex Cycloide adalah tipe premium , disusul
Rijwiwl Simplex sebagai sepeda kelas menengah, dan terakhir sepeda
kelas ekonomi adalah Rijwiel Radium. Sebagai varian termahal, Simplex
Cycloide didandani dengan beberapa aksesori sepeda yang eksklusif yang
terdiri dari pedal luxe kelas satu, sadel alternatif merek Terry, dan
velg Prima. Sedangkan aksesori lainnya, ternyata relatif sama dengan
Rijwiel Simplex dan Rijwiel Radium yakni free wheel Coventry, rantai
Coventry, Prima kettingkast, ban Simplex, sadel Brooks atau sadel Sans.
Khusus untuk velg ada catatan perbedaan yakni Rijwiel Simplex
menggunakan velg Westwood, sedangkan Rijwiel Radium memakai velg non
merek.
Gambar 1
|
Gambar 2
|
Pada Gambar 3 terlihat
varian Simplex Dames Cycloide dengan rem Sistem I atau rem velg depan
dan belakang. Desain sepeda dames ini tampak berbeda dengan sepeda dames
Belanda tahun 1920-an yang pada umumnya menggunakan dua keni di tengah
frame yang melengkung sebagaima populer dikenal pada sepeda Burgers.
Pada spatbord belakang terlihat jaring-jaring kornetten sebagai aksesori
standar untuk sepeda dames yang bermanfaat mencegah rok pengendara
masuk ke ruji-ruji roda.
Kemudian pada Gambar 4 bisa
diamati Simplex Heeren Cycloide dengan rem Sistem II. Gir tengah
sebagai ciri utama, nampak mengadopsi desain palang tiga yang populer
disebut di Indonesia sebagai gir Mercy. Disebut gir Mercy karena
menyerupai simbol merek mobil mewah dari Jerman (Lihat Gambar 6). Gir
serupa ternyata tidak spesial hanya untuk tipe Cycloide, tetapi juga
diterapkan pada varian kedua yakni Rijwiel Simplex baik untuk rem
Sistem I maupun Sistem II sebagaimana terlihat pada Gambar 5. Fakta ini
akhirnya memberi pencerahan bahwa Gir Mercy tidak hanya untuk tipe
Cycloide.
Gambar 3
|
Gambar 4
|
Barangkali menjadi sebuah
fakta menarik, bahwa pada semua varian sepeda Simplex yang ditawarkan
pada tahun 1924, tidak menggunakan setopan. Ada dua dugaan yang
berkembang. Dugaan pertama, kondisi lalulintas di jalanan negeri Belanda
pada jaman itu, dapat dipastikan relatif sepi, sehingga praktis setopan
tidak terlalu penting karena resiko kecelakaan relatif kecil. Dugaan
kedua, pada waktu itu desain setopan adalah menyatu dengan lampu depan
sebagaimana dapat kita temui pada tipe lampu depan minyak atau karbit
pada jaman tersebut, yang memiliki reflektor di bagian belakang lampu
yang berfungsi sebagai setopan saat berjalan di malam hari.
Gambar 5
|
Gambar 6
|
Pembahasan selanjutnya
adalah pada varian ketiga yang disebut sebagai Rijwiel Radium. Pada
referensi Katalog Simplex tahun 1930-an, saya tidak menemukan perbedaan
visual yang spesifik pada tipe ini dibandingkan dengan Simplex Cycloide
maupun Rijwiel Simplex. Karena rata-rata gambar sepeda ditampilkan
lengkap dengan kettingkast tertutup. Akhirnya rahasia bisa terbuka
setelah melihat Katalog Simplex 1924. Rijwiel Radium mengadopsi desain
gir tengah dengan pola 5 lingkaran berkeliling sebagaimana terlihat
pada Gambar 7 dan Gambar 8. Ini barangkali menjadi temuan penting yang
belum diketahui banyak orang sebelumnya. Selama ini, orang hanya
mengenal 3 tipe gir tengah untuk sepeda Simplex, yakni gir Mercy, gir
William berbentuk 5 huruf Y "tegak" dan gir William dengan 5 huruf Y
"miring".
Temuan penting lainnya yang
perlu digarisbawahi adalah bahwa setang deluxe dengan model tuas rem
masuk di dalam setang sesungguhnya adalah komponen sepeda yang bersifat
universal pada semua varian sepeda Simplex. Jadi bukan hanya eksklusif
untuk varian Simplex Cycloide saja. Namun demikian, pada Katalog tahun
1930-an, varian setang tersebut memang hanya diterapkan pada Simplex
Cycloide Elite dan Simplex Priesterrijwiel. Sedangkan varian sepeda
lainnya pada tahun 1930-an seperti misalnya Simplex Cycloide Kruisframe
hanya menggunakan setang model biasa yang kita kenal sebagai setang
Simplex Neo. Demikian ulasan mengenai Portfolio Sepeda Simplex Era 1924,
semoga bermanfaat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai sepeda
Simplex yang memang sangat nge-ROCK ini.
![]() |
|
Gambar 7
|
Gambar 8
|
0 komentar:
Posting Komentar